Rabu, 19 Juni 2013

TUBUH KITA PERLU ANTIOKSIDAN

Tubuh Kita Perlu Antioksidan
  • Oleh Muchlis Achsan Udji Sofro
 0
 
 0
TUBUH kita setiap hari melakukan metabolisme untuk menghasilkan tenaga dengan membakar lemak, protein dan karbohidrat. Hasil akhir dari metabolisme adalah CO2 dan H2O, tanaga untuk kehidupan seluruh sel tubuh, radikal bebas dan oksidan.
Darah kita setiap saat mengalirkan oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen membantu sel mengubah nutrisi menjadi energi. Dalam kon­disi normal, molekul-molekul di dalam sel memiliki pasangan elektron yang lengkap se­hingga bersifat stabil. Ketika molekul me­la­kukan kontak dengan oksigen, terkena pa­paran sinar matahari (sinar ultraviolet), ni­kotin (asap rokok) atau alkohol, molekul itu ter­oksidasi sehingga kehilangan electron dan menjadi molekul yang tidak stabil. Molekul ti­dak stabil tersebut lalu berubah menjadi apa yang disebut radikal bebas. Jadi, radikal bebas adalah produk alamiah hasil metabolisme sel yang dapat menyebabkan kerusakan sel.
Kerusakan sel-sel tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak yang merugikan  kesehatan. Radikal bebas yang berlebihan dapat memicu dan memperparah penyakit jantung, penyakit infeksi, tumor dan kanker, penyakit mata (seperti katarak dan glukoma), penyakit kulit (seperti alergi dan dermatitis), dan mempercepat proses penuaan.
Radikal bebas dapat pula berasa dari luar tubuh kita misalnya polusi udara, nikotin, radiasi, ozon, pestisida, pelarut organic, bahan kimia, obat-obatan, makanan dan minuman. Polusi udara yang menimbulkan radikal bebas: karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur oksida dan hidrokarbon.
Sebetulnya, tubuh telah memiliki sistem pertahanan alami untuk menetralisir radikal bebas agar tidak berkembang menjadi berbahaya. Namun, pengaruh lingkungan dan kebiasaan buruk seperti radiasi ultraviolet, polusi, kebiasaan mengkonsumsi junk food dan merokok dapat membuat sistem pertahanan tubuh kewalahan dalam menghadapi radikal bebas yang berjumlah besar. Untuk itu diperlukan antioksidan guna  menetralisir radikal bebas yang berbahaya.
Antioksidan berperan membantu meng­hen­tikan proses perusakan sel dengan cara memberikan electron kepada radikal bebas (yang me­mang membutuhkan tambahan electron, agar bisa stabil). Dengan cara inilah radikal bebas dapat dinetralkan oleh antioksidan, se­hingga radikal bebas tidak lagi mampu mengambil electron dari sel-sel tubuh.
Jadi, antioksidan bisa dika­takan sebagai senyawa yang mempunyai kemampuan se­bagai peredam radikal bebas, pemecah peroksida dan pe­nang­kap oksigen. Kita me­merlukan oksigen untuk meru­bah bahan ma­kanan menjadi energi kimia dan menghasil­kan berbagai molekul yang ter­oksigenasi. Da­lam proses tersebut, oksigen akan dirubah menjadi air (H2O). Sebagian yang lain akan membentuk senyawa reaktif yang dikenal se­ba­gai Reactive Oxygen Spe­cies (ROS) . Nah na­ma lain dari radikal bebas adalah ROS.
Antioksidan merupakan zat yang mam­pu memperlambat atau mencegah proses oksidasi dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas. Antioksidan banyak terdapat di alam, terutama pada tumbuh-tumbuhan (sayuran, buah-buahan), ba­han pangan, seperti: vitamin E, vitamin C, dan karotenoid.
Sumber Antioksidan
Antioksidan bisa dari dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Anti­ok­si­dan endogen kadang tidak cukup untuk me-ngatasi oksidan yang berlebihan, sehingga diperlukan antioksidan dari luar dalam bentuk alami maupun sintetis.
Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan. Dalam tumbuhan misalnya golongan alkaloid, fla­vonoid (mengkudu), saponin (ginseng), ku­in­on, tanin (teh), steroid/ triterpenoid, beta ka­ro­ten. Berdasarkan mekanisme kerjanya, ada antioksidan primer yang dapat bereaksi de­ngan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk yang stabil , dan antioksidan se­kun­­der atau preventif yang dapat mengurangi laju awal reaksi oksidasi.
Mekanisme kerja primer dengan cara berinteraksi langsung dengan oksidan, radikal bebas, atau oksigen tunggal; mencegah pembentukan oksigen reaktif (yang dapat merusak sel); mengubah jenis oksigen reaktif menjadi kurang toksik; mencegah kemampuan oksigen reaktif; dan memperbaiki ke­rusakan yang timbul. Antiok­­sidan primer dapat mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan memutus reaksi berantai dan mengu­bah­nya menjadi produk yang lebih stabil sehingga tidak mem­ba­ha­ya­kan tu­buh. Antiok­sidan pri­mer an­tara lain: enzim su­per­oksida dimustase (SOD) yang terdapat di buah me­lon, ka­talase, dan glutation di­mus­tase.
Antioksidan sekunder ber­fungsi me­nang­kap se­nya­wa radikal serta mencegah terja­di­nya reaksi berantai. Antiok­sidan sekunder di­antaranya: vi­t­a­min E, Vitamin C, dan beta-ka­roten (vitamin A). Zat ini digunakan luas sebagai suplemen makanan dengan harapan dapat memban­tu menjaga kesehatan, mening­katkan ke­ke­balan tubuh dan mencegah penyakit se­perti kanker dan penyakit jantung koroner. Stro­ke.
Untuk menghindari penumpukan radikal be­bas di dalam tubuh maka hindari meng­kon­sum­si obat tanpa resep dokter, perbanyak ma­kanan dan minuman alami yang mengandung antioksidan, diet dengan gizi seimbang (karbohidrat, lemak, protein), olah­raga tera­tur, istirahat yang cukup, dan menjalani hi­dup ini dengan rileks. Disem­patkan melakukan cek kesehatan secara rutin bagi yang berusia di atas 40 tahun. Dan mengkonsumsi antioksidan secukupnya saja, tidak berlebihan serta tidak kekurangan. (11) ­
-  ­Dr Muchlis AU Sofro, SpPD-KPTI, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi-FK UNDIP Semarang/SUARA MERDEKA, RABU,19 JUNI 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar