Tubuh Kita Perlu Antioksidan
- Oleh Muchlis Achsan Udji Sofro
0
0
TUBUH kita setiap hari melakukan metabolisme untuk menghasilkan
tenaga dengan membakar lemak, protein dan karbohidrat. Hasil akhir dari
metabolisme adalah CO2 dan H2O, tanaga untuk kehidupan seluruh sel
tubuh, radikal bebas dan oksidan.
Darah kita setiap saat
mengalirkan oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen membantu sel mengubah
nutrisi menjadi energi. Dalam kondisi normal, molekul-molekul di dalam
sel memiliki pasangan elektron yang lengkap sehingga bersifat stabil.
Ketika molekul melakukan kontak dengan oksigen, terkena paparan sinar
matahari (sinar ultraviolet), nikotin (asap rokok) atau alkohol,
molekul itu teroksidasi sehingga kehilangan electron dan menjadi
molekul yang tidak stabil. Molekul tidak stabil tersebut lalu berubah
menjadi apa yang disebut radikal bebas. Jadi, radikal bebas adalah
produk alamiah hasil metabolisme sel yang dapat menyebabkan kerusakan
sel.
Kerusakan sel-sel tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak
yang merugikan kesehatan. Radikal bebas yang berlebihan dapat memicu
dan memperparah penyakit jantung, penyakit infeksi, tumor dan kanker,
penyakit mata (seperti katarak dan glukoma), penyakit kulit (seperti
alergi dan dermatitis), dan mempercepat proses penuaan.
Radikal
bebas dapat pula berasa dari luar tubuh kita misalnya polusi udara,
nikotin, radiasi, ozon, pestisida, pelarut organic, bahan kimia,
obat-obatan, makanan dan minuman. Polusi udara yang menimbulkan radikal
bebas: karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur oksida dan hidrokarbon.
Sebetulnya,
tubuh telah memiliki sistem pertahanan alami untuk menetralisir radikal
bebas agar tidak berkembang menjadi berbahaya. Namun, pengaruh
lingkungan dan kebiasaan buruk seperti radiasi ultraviolet, polusi,
kebiasaan mengkonsumsi junk food dan merokok dapat membuat sistem
pertahanan tubuh kewalahan dalam menghadapi radikal bebas yang berjumlah
besar. Untuk itu diperlukan antioksidan guna menetralisir radikal
bebas yang berbahaya.
Antioksidan berperan membantu menghentikan
proses perusakan sel dengan cara memberikan electron kepada radikal
bebas (yang memang membutuhkan tambahan electron, agar bisa stabil).
Dengan cara inilah radikal bebas dapat dinetralkan oleh antioksidan,
sehingga radikal bebas tidak lagi mampu mengambil electron dari sel-sel
tubuh.
Jadi, antioksidan bisa dikatakan sebagai senyawa yang
mempunyai kemampuan sebagai peredam radikal bebas, pemecah peroksida
dan penangkap oksigen. Kita memerlukan oksigen untuk merubah bahan
makanan menjadi energi kimia dan menghasilkan berbagai molekul yang
teroksigenasi. Dalam proses tersebut, oksigen akan dirubah menjadi air
(H2O). Sebagian yang lain akan membentuk senyawa reaktif yang dikenal
sebagai Reactive Oxygen Species (ROS) . Nah nama lain dari radikal
bebas adalah ROS.
Antioksidan merupakan zat yang mampu
memperlambat atau mencegah proses oksidasi dan memiliki kemampuan untuk
menangkap radikal bebas. Antioksidan banyak terdapat di alam, terutama
pada tumbuh-tumbuhan (sayuran, buah-buahan), bahan pangan, seperti:
vitamin E, vitamin C, dan karotenoid.
Sumber Antioksidan
Antioksidan
bisa dari dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen).
Antioksidan endogen kadang tidak cukup untuk me-ngatasi oksidan yang
berlebihan, sehingga diperlukan antioksidan dari luar dalam bentuk alami
maupun sintetis.
Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran,
buah-buahan, dan tumbuhan. Dalam tumbuhan misalnya golongan alkaloid,
flavonoid (mengkudu), saponin (ginseng), kuinon, tanin (teh),
steroid/ triterpenoid, beta karoten. Berdasarkan mekanisme kerjanya,
ada antioksidan primer yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau
mengubahnya menjadi produk yang stabil , dan antioksidan sekunder
atau preventif yang dapat mengurangi laju awal reaksi oksidasi.
Mekanisme
kerja primer dengan cara berinteraksi langsung dengan oksidan, radikal
bebas, atau oksigen tunggal; mencegah pembentukan oksigen reaktif (yang
dapat merusak sel); mengubah jenis oksigen reaktif menjadi kurang
toksik; mencegah kemampuan oksigen reaktif; dan memperbaiki kerusakan
yang timbul. Antioksidan primer dapat mencegah pembentukan radikal
bebas baru dengan memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi
produk yang lebih stabil sehingga tidak membahayakan tubuh.
Antioksidan primer antara lain: enzim superoksida dimustase (SOD)
yang terdapat di buah melon, katalase, dan glutation dimustase.
Antioksidan
sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah
terjadinya reaksi berantai. Antioksidan sekunder diantaranya:
vitamin E, Vitamin C, dan beta-karoten (vitamin A). Zat ini
digunakan luas sebagai suplemen makanan dengan harapan dapat membantu
menjaga kesehatan, meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah penyakit
seperti kanker dan penyakit jantung koroner. Stroke.
Untuk
menghindari penumpukan radikal bebas di dalam tubuh maka hindari
mengkonsumsi obat tanpa resep dokter, perbanyak makanan dan minuman
alami yang mengandung antioksidan, diet dengan gizi seimbang
(karbohidrat, lemak, protein), olahraga teratur, istirahat yang cukup,
dan menjalani hidup ini dengan rileks. Disempatkan melakukan cek
kesehatan secara rutin bagi yang berusia di atas 40 tahun. Dan
mengkonsumsi antioksidan secukupnya saja, tidak berlebihan serta tidak
kekurangan. (11)
- Dr Muchlis AU Sofro, SpPD-KPTI, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi-FK UNDIP Semarang/SUARA MERDEKA, RABU,19 JUNI 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar